Rencana untuk berhemat diakhir bulan karena jumlah uang yang sudah mepet pada akhirnya kalah dengan BBM dari teman yang masuk sore ini
"Lagi dimana lo Ris? Jalan yuk?"
"Jalan kemana? Baru sampe kost nih!"
"Kemana aja deh, lagi bete nih pengen curhat"
"Okedeh, bntar lagi jemput ya. Mau mandi dulu"
Akhirnya ajakan untuk keluar itu (terpaksa) harus saya iyakan. Gatau karena kasian dengar teman yang sedang kesepian dan bete. Atau mungkin sebenarnya saya sendiri juga sedang kesepian dan butuh teman.
Saya lebih banyak menghabiskan waktu saya di kamar kost dan hanya ditemani laptop dan sesekali TV yang kadang-kadang menyala. Karena memang saya tidak terlalu suka menonton acara tv yang kebanyakan drama. Hidup saya saja sudah banyak drama, tidak perlu ditambah lagi dengan menonton drama dari orang lain.
Selain bertemu dengan teman kerja, saya memang jarang sekali bertemu dengan orang lain dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk menyendiri. Bukan karena saya antisosial, tetapi saya cukup menyadari bagaimana keadaan saya saat ini.
Saya tidak bisa mengimbangi gaya hidup teman-teman saya dan lebih memilih untuk menghindar dari kehidupan mereka sebisa mungkin.
Setelah teman saya datang, kita memutuskan untuk pergi makan di Ayam Chadojo yang ternyata sangat dekat dengan kosku. Walaupun sangat dekat, tapi saya tidak pernah mengetahui sama sekali tentang tempat ini.
Kata teman saya ayam ditempat tersebut rasanya enak dan porsinya cukup gede. Cocok untuk anak kost seperti kita.
Tapi gatau kenapa, padahal ini bukan malam minggu. Tapi pengunjung yang datang ketempat ini sangat banyak. Saya harus bersabar sampai kurang lebih satu jam untuk bisa menikmati sajian ayam yang ternyata rasanya pas-pasan (kalau ga boleh dibilang ga enak) tersebut.
Tapi yasudahlah...... Buat pengalaman aja kalau lain kali ga bakal ketempat ini lagi. Cukup sekali dan tidak akan ada yang kedua kali.
Setelah kenyang dengan ayam tadi (Walaupun ga enak saya tetap memakannya, sayang kalau dianggurin dah dibayar), kita memutuskan untuk pergi ke Legend. Salah satu tempat nongkrong anak gaul Jogja katanya.
Lagi-lagi demi seorang teman, uang yang seharusnya saya gunakan secara hemat harus terhambur disini. Harga makanannya mungkin biasa saja, tetapi buat saya dengan uang yang sangat terbatas. Harga makanan dan minuman tersebut menjadi mahal.
Tapi lagi-lagi, pertemanan itu tak terharga nilainya.
Walaupun pada akhirnya saya harus berpusing keliling bagaimana saya bisa meneruskan hidup sampai tanggal gajian nanti.
Tapi saya merasa senang saya tidak sendiri.
0 comments