Sepertinya tingkat kesabaran orang sekarang ini sudah mulai menipis kalau tidak mau dikatakan sudah habis.
Tingkat kesabaran orang paling gampang bisa dilihat dengan bagaimana cara dia mengemudikan kendaraan di jalan raya.
Selain itu bunyi klakson menurut saya juga bisa menjadi indikasi tingkat kesabaran orang. Mungkin tidak bisa diberlakukan untuk semua orang, tapi kadang-kadang kenyataannya memang seperti itu.
Selain kesabaran yang mungkin saat ini sudah mulai habis adalah tingkat rasa bersalah seseorang. Orang yang benar sekarang ini malah justru terlihat seperti orang yang aneh. Contoh gampangnya adalah saat ada di lampu merah yang terdapat tanda tidak boleh langsung belok kekiri. Orang yang mematuhi rambu tersebut justru akan menjadi bulan-bulanan orang yang ada dibelakangnya dengan dihujani rentetan bunyi klakson serta cacian dari orang yang ada dibelakangnya yang meminta untuk langsung berbelok kiri.
Padahal rambu yang ada ditempat tersebut sudah sangat jelas bahwa belok kiri tetap mengikuti lampu rambu lalu lintas.
Dari kejadian kecil seperti ini bisa disimpulkan bahwa sekarang ini orang yang benar justru terlihat seperti orang yang salah dan menjadi terdakwa.
Kejadian tidak mau mengalah juga biasa ditemui di perempatan-perempatan yang cukup ramai namun tidak terdapat lampu pengatur lalu lintas. Semuanya berebut untuk dulu-duluan lewat tanpa ada yang mau mengalah. Hal seperti ini justru yang menjadikan jalan semakin semrawut dan tidak karuan. Setelah itu yang terjadi adalah macet panjang yang susah untuk diurai karena sudah terlanjur jadi semrawut.
Yang paling parah adalah jika rasa malu dan bersalah yang sudah tidak ada ditambah dengan tingkat kesabaran yang sudah mendekati level 0. Bisa ditebak sendirilah kejadiannya seperti apa.
Tingkat kesabaran orang paling gampang bisa dilihat dengan bagaimana cara dia mengemudikan kendaraan di jalan raya.
Selain itu bunyi klakson menurut saya juga bisa menjadi indikasi tingkat kesabaran orang. Mungkin tidak bisa diberlakukan untuk semua orang, tapi kadang-kadang kenyataannya memang seperti itu.
Selain kesabaran yang mungkin saat ini sudah mulai habis adalah tingkat rasa bersalah seseorang. Orang yang benar sekarang ini malah justru terlihat seperti orang yang aneh. Contoh gampangnya adalah saat ada di lampu merah yang terdapat tanda tidak boleh langsung belok kekiri. Orang yang mematuhi rambu tersebut justru akan menjadi bulan-bulanan orang yang ada dibelakangnya dengan dihujani rentetan bunyi klakson serta cacian dari orang yang ada dibelakangnya yang meminta untuk langsung berbelok kiri.
Padahal rambu yang ada ditempat tersebut sudah sangat jelas bahwa belok kiri tetap mengikuti lampu rambu lalu lintas.
Dari kejadian kecil seperti ini bisa disimpulkan bahwa sekarang ini orang yang benar justru terlihat seperti orang yang salah dan menjadi terdakwa.
Kejadian tidak mau mengalah juga biasa ditemui di perempatan-perempatan yang cukup ramai namun tidak terdapat lampu pengatur lalu lintas. Semuanya berebut untuk dulu-duluan lewat tanpa ada yang mau mengalah. Hal seperti ini justru yang menjadikan jalan semakin semrawut dan tidak karuan. Setelah itu yang terjadi adalah macet panjang yang susah untuk diurai karena sudah terlanjur jadi semrawut.
Yang paling parah adalah jika rasa malu dan bersalah yang sudah tidak ada ditambah dengan tingkat kesabaran yang sudah mendekati level 0. Bisa ditebak sendirilah kejadiannya seperti apa.
0 comments