Entah sudah tahun keberapa aku tidak menjalankan ibadah puasa lagi. Aku tidak terlalu mengingatnya lagi.
Walaupun dalam KTP aku masih berstatus dengan agama Islam, aku sudah tidak pernah menjalankan ibadah puasa lagi. Tetapi sebetulnya bukan hanya ibadah puasa saja yang sudah tidak pernah aku lakukan lagi, tetapi semua ibadah yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim. aku sudah tidak pernah menganggap diriku sendiri sebagai muslim.
Alasan tetap mempertahankan identitas Islam dalam KTP itu lebih karena masalah tidak mau terlalu ribet mengurusnya saja. Seandainya mengubah atau menghilangkan kolom agama dalam KTP itu segampang membalikkan tangan, aku sudah pasti akan melakukannya dari dulu.
Pilihan keyakinan ku ini tentu menyakiti banyak orang. Termasuk salah satu sahabatku yang kini sudah menjauh dan tidak pernah mau lagi berkomunikasi dengan ku. Dulu kami sangat akrab, bahkan kelewat akrab. Namun karena pilihan ku tersebut membuat dia menjadi menjauh. Dia mengatakan bahwa aku sudah tersesat. Dia sudah mencoba banyak cara agar aku tetap kembali seperti dulu, namun aku lebih memilih untuk tetap dengan keyakinanku.
Yang mungkin juga akan sangat terluka dengan keputusanku ini sudah pasti adalah keluarga ku, terutama ibu. Sampai saat ini aku tidak pernah mengatakan apapun tentang pilihan ku ini. Aku tidak akan pernah mengatakan keadaan ku sampai suatu saat mereka akan menanyakannya. Dan bila saat itu tiba, aku harus siap dengan semua kondisi yang akan terjadi.
Walaupun dalam KTP aku masih berstatus dengan agama Islam, aku sudah tidak pernah menjalankan ibadah puasa lagi. Tetapi sebetulnya bukan hanya ibadah puasa saja yang sudah tidak pernah aku lakukan lagi, tetapi semua ibadah yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim. aku sudah tidak pernah menganggap diriku sendiri sebagai muslim.
Alasan tetap mempertahankan identitas Islam dalam KTP itu lebih karena masalah tidak mau terlalu ribet mengurusnya saja. Seandainya mengubah atau menghilangkan kolom agama dalam KTP itu segampang membalikkan tangan, aku sudah pasti akan melakukannya dari dulu.
Pilihan keyakinan ku ini tentu menyakiti banyak orang. Termasuk salah satu sahabatku yang kini sudah menjauh dan tidak pernah mau lagi berkomunikasi dengan ku. Dulu kami sangat akrab, bahkan kelewat akrab. Namun karena pilihan ku tersebut membuat dia menjadi menjauh. Dia mengatakan bahwa aku sudah tersesat. Dia sudah mencoba banyak cara agar aku tetap kembali seperti dulu, namun aku lebih memilih untuk tetap dengan keyakinanku.
Yang mungkin juga akan sangat terluka dengan keputusanku ini sudah pasti adalah keluarga ku, terutama ibu. Sampai saat ini aku tidak pernah mengatakan apapun tentang pilihan ku ini. Aku tidak akan pernah mengatakan keadaan ku sampai suatu saat mereka akan menanyakannya. Dan bila saat itu tiba, aku harus siap dengan semua kondisi yang akan terjadi.
0 comments