Kalau kamu ditanya, apa yang kamu mau kalau tau sebentar lagi kamu akan mati? Kalau saya pasti akan menjawab mau bahagia. Saya mau merasa sangat bahagia sebelum akhirnya harus mati.
Bahagia buat aku itu sangat sederhana. Bisa melihat ibu saya tersenyum sudah sangat cukup membuat saya bahagia. Sudah lama tidak pernah melihat beliau tersenyum sempurna tanpa beban. Bisa naik kereta keluar kota juga sudah cukup membuat aku sangat bahagia. Iya saya suka kereta, tidak tahu sejak kapan saya menyukai kereta. Sepertinya sejak pertama waktu itu pergi sendiri naik kereta ke Bali dari Pekalongan. Itu adalah kali pertama saya naik kereta dan kali pertama saya pergi jauh serta kali pertama saya melakukan solo traveling.
Bahagia itu ketika saya bisa makan pisang sebanyak-banyaknya. Ibu saya pernah mengatakan kalau saya ini seperti codot, kalau lagi makan pisang tidak pernah mau berhenti. Jadi kalau saya mati suatu hari nanti, apakah ada yang ada yang mau membawakan pisang ke pemakaman saya?
Bahagia itu kalau bisa punya sepeda yang bagus. Sejak tinggal di Jogja saya jadi sangat suka dengan sepeda. Kotanya masih cukup menyenangkan untuk bersepeda. Sejak kecil sih saya sudah bisa naik sepeda, saya masih sangat ingat betul. Sepeda saya yang pertama berwarna hitam dengan keranjang didepannya. Almarhum kakek saya yang membelikan saya waktu itu. Cukup bangga saat itu bisa bersepeda, karena belum banyak anak yang punya sepeda waktu dulu. Kenapa sekarang pengen punya sepeda bagus? soalnya pernah waktu sepedaan dan ada serombongan goweser dengan sepeda bagus yang melintas. Sebagai orang yang baik, saya mencoba memberikan senyum dan sapaan terhadap mereka. Tapi tidak ada satupun yang membalas sapaan saya. Mungkin karena sepeda saya tak sebagus sepeda mereka. Dan mulai saat itu saya tidak mau menyapa pesepa dengan sepeda yang bagus dan mahal.
Bahagia itu kalau setiap hari bisa makan capcay setiap hari. Yapp, capcay adalah salah satu makanan favorit saya selain kwetiaw.
Bahagia itu sangat sederhana buat saya.
Bahagia buat aku itu sangat sederhana. Bisa melihat ibu saya tersenyum sudah sangat cukup membuat saya bahagia. Sudah lama tidak pernah melihat beliau tersenyum sempurna tanpa beban. Bisa naik kereta keluar kota juga sudah cukup membuat aku sangat bahagia. Iya saya suka kereta, tidak tahu sejak kapan saya menyukai kereta. Sepertinya sejak pertama waktu itu pergi sendiri naik kereta ke Bali dari Pekalongan. Itu adalah kali pertama saya naik kereta dan kali pertama saya pergi jauh serta kali pertama saya melakukan solo traveling.
Bahagia itu ketika saya bisa makan pisang sebanyak-banyaknya. Ibu saya pernah mengatakan kalau saya ini seperti codot, kalau lagi makan pisang tidak pernah mau berhenti. Jadi kalau saya mati suatu hari nanti, apakah ada yang ada yang mau membawakan pisang ke pemakaman saya?
Bahagia itu kalau bisa punya sepeda yang bagus. Sejak tinggal di Jogja saya jadi sangat suka dengan sepeda. Kotanya masih cukup menyenangkan untuk bersepeda. Sejak kecil sih saya sudah bisa naik sepeda, saya masih sangat ingat betul. Sepeda saya yang pertama berwarna hitam dengan keranjang didepannya. Almarhum kakek saya yang membelikan saya waktu itu. Cukup bangga saat itu bisa bersepeda, karena belum banyak anak yang punya sepeda waktu dulu. Kenapa sekarang pengen punya sepeda bagus? soalnya pernah waktu sepedaan dan ada serombongan goweser dengan sepeda bagus yang melintas. Sebagai orang yang baik, saya mencoba memberikan senyum dan sapaan terhadap mereka. Tapi tidak ada satupun yang membalas sapaan saya. Mungkin karena sepeda saya tak sebagus sepeda mereka. Dan mulai saat itu saya tidak mau menyapa pesepa dengan sepeda yang bagus dan mahal.
Bahagia itu kalau setiap hari bisa makan capcay setiap hari. Yapp, capcay adalah salah satu makanan favorit saya selain kwetiaw.
Bahagia itu sangat sederhana buat saya.
0 comments