"Mas, berangkat ke Jepang yuk!"
itu bunyi kalimat dari SMS yang adik saya kirimkan sore ini.
Dia mengatakan bahwa dia baru saja pulang dari lembaga penyalur tenaga kerja ke Jepang di Pekalongan.
Alasan dia ingin pergi ke Jepang adalah untuk mencari uang. Dia bilang "saya ingin membahagiakan ibu di hari tuanya".
Kembali, setelah membaca SMS tersebut saya merasa menjadi anak yang tak berguna apa-apa. Bahkan untuk membahagiakan ibu saja saya tidak tau bagaimana caranya. Mungkin saya terlalu sering berpikir bagaimana caranya untuk membahagiakan diri sendiri. Walaupun sampai sekarang saya belum pernah menemukan apa yang bisa membuat saya bahagia.
Keinginan adik saya untuk pergi ke Jepang didasari oleh ketidakterimaan dia atas apa yang bapak lakukan pada ibu.
Ya, bapak saya menyuruh ibu yang sudah tua itu untuk kembali bekerja di luar negeri. Ibu memang dulu sempat bekerja lama di luar negeri sebagai TKW. Mungkin jika tidak karena ibu, kita sekeluarga tidak akan bisa punya rumah pribadi seperti sekarang ini. Pun mungkin, saya tidak bisa hidup sampai sekarang ini.
Apa yang telah bapak saya lakukan sungguh telah menyakiti perasaan ibu. Tidak kah pernah dia ingat, bahwa dari dulu ibu lah yang membiayai hidupnya? Tidak pernah malu kah dia sebagai kepala rumah tangga dia hanya bisa berpangku tangan?
Lalu kemana saja kah uang yang pernah ibu saya dapatkan yang dulu selalu dikirimkan kepada bapak?
Bapak sekarang hanya meninggalkan masalah dan hutang-hutang yang tidak tau kapan akan terlunasi.
Mungkin saya sudah terlalu lelah dengan masalah ini Tuhan. Tapi Tuhan, boleh saya minta satu permintaan? Tuhan tolong bahagiakan ibu saya di hari tuanya.
0 comments